Mei 13, 2018
BY Untukmu sahabat0
Comments
Karakter :
1.
Wardah (panggilan akrab wawa)
2.
Laila (panggilan akrab ilak)
=====================================================================================
[Suara latar] Assalamu’alaykum, kenalin, kami
adalah teman karib sejak SMP. Masuk ke SMA yang sama tapi beda jurusan. Aku
masuk IPA sedangkan Laila masuk IPS. Laila menjadi salah satu wanita sekaligus
sahabat yang aku kagumi. Dia adalah seorang wanita yang gencar menyuarakan
tentang kebersihan dan keselamatan lingkungan. Terlepas dari latarbelakang nya
yang merupakan mahasiswa jurusan sosial. Eh, sebelumnya kalian belum kenal aku
yah pasti? Kenalin, nama aku Wardah. Wanita muda berusia 20 tahun.
[Ilustrasi adegan I]
Wardah dan Laila sedang sibuk mengambil foto
diri mereka (Laila memotret Wardah dengan kamera). Beberapa shoot foto berhasil
Laila ambil. (Sembari melihat hasil jepretan Laila) Lalila berpaling sebentar
melihat ke sekeliling sambil tersenyum dan mengajak Wardah mendekat ke arah
spot yang lebih bagus.
Laila : “Wawa, ke arah sana yuk, spot nya lebih bagus loh,”
Wardah : “Yuk!” sambil merangkul tangan Laila.
Laila : “Yee, dasar wanita. Giliran denger spot foto bagus
aja langsung deh cepet-
cepet gerak,” mengejek Wardah sambil
tersenyum.
Wardah : “Kamu juga tuh wanita tau lak,” membalas ejekan Laila.
Kemudian keduanya tertawa ringan.
[Ilustrasi adegan II]
Mereka berdua sampai di tempat. Terlihat
pemandangan kota yang begitu indah dengan cahaya-cahaya lampunya yang seperti
bintang-bintang kecil. Keduanya terpesona dengan keindahan pemandangan yang
mereka lihat itu.
Wardah : “MasyaAllah, Lak! Bagus banget pemandangannya,”
Laila : “Aku udah pernah kesini sekali, tapi waktu itu
masih sore, jadi masih
keliatan biasa aja. Makannya aku ajak kamu
liat disini pas malem hari.
Kebetulan tempatnya juga deket sama rumah
kan,”
Wardah : “ Eh, iya. Ini harus diabadikan dong, Lak. Ayo buruan aku
ambil posisi siap
yah,” Tersenyum sambil membuat kode ke Laila
untuk mengambil foto
dirinya disitu.
Laila : “Okedeh.” (mengatur posisi yang bagus untuk foto)
“Wa, agak ke kanan
sedikit dong, (Wardah berpindah sesuai arahan
dari Laila). Okeee… siap yah,
satu…dua…tiga. Ganti gaya, Wa. (berganti gaya
sesuai arahan Laila). Oke siap
yah, satu….dua…tiga, sipp,” puas dengan hasil
jepretannya sendiri.
Wardah tersenyum melihat hasil
jepretan Laila, hasil fotonya memuaskan.
Wardah : “Tempat ini banyak berubah ya, Lak. Dulu kayaknya pas pulang
sekolah
tempat ini masih penuh ilalang sama rumput
liar. Sekarang udah jadi tempat
wisata yang instagramable banget. “
Laila : “Iya, Wa. Ini yang namanya salah satu bentuk
pembangunan pesat di kota
kita. Sekarang selain banyak ditambah lahan
untuk perumahan dan
penambahan jalan, pertumbuhan tempat wisata
juga gak kalah pesat.”
Wardah : “Tapii…Lak, lahan hijau juga jadi berkurang kan, akibat
dampak dari
pembangunan itu. Sekarang kalo kita pergi
jalan kaki aja, jadi males gara-
gara gada pohon buat berteduh, terus udara
juga jadi kerasa panas banget,”
Laila : “Iya, Wa bener. Pembangunan itu gak bisa kita
pungkiri. Jadi terbaik
yang bisa kita lakukan
yaitu terus mengingatkan kepada sesama bahwa kita
hidup di bumi ini gak sendirian, ada alam yang
sangat luas yang menopang
kehidupan
kita sehari-hari. Coba deh bayangin, kalau alam kita udah marah
dampaknya
jadi ke kita juga kan, kayak banjir yang sering terjadi… itu karena
sampah-sampah
yang sembarangan dibuang dan menumpuk, akhirnya
menyumbat
selokan atau mengurangi daerah resapan air ditanah, jadi deh
banjir.”
Wardah masih terus memperhatikan Laila
berbicara.
Laila : “Gini deh, kan Wawa dulu sering tuh minjemin
catatan ke Ilak. Kalau
catatannya Ilak rusakin, Wawa marah gak?”
Wardah : “Iya dong, Lak. Kan Wawa pinjemin tujuannya buat kebaikan
Ilak juga. Tapi
kalau timbal baliknya Ilak begitu mah, Wawa
gamau deh minjemin catatan
lagi ke Ilak.”
Laila : “Nah, begitu juga dengan alam. Marahnya alam
sebagai peringatan dari
Allah untuk kita supaya kita merasakan akibat
dari perbuatan kita sendiri.
Supaya kita berfikir dan tidak mengulangi
berbuat kerusakan di bumi,”
Wardah : “Tapiii yah, Lak. Kadang ada tuh orang yang kalau di
ingatkan malah marah.
(mengilustrasikan kejadian) waktu itu ada
mbak-mbak buang sampah
sembarangan di Beringin (maksudnya beringin
kampus kita).
Mba, sampahnya
ketinggalan. Tolong dibuang di kotak sampah sebelah sana.
(mbaknya ngasih muka sipek) Dih,
apaan sih! Buang sendiri aja sana.
Uuhhhh kesel tau, Lak. Padahal kan itu buat kebaikan dia juga. “
Laila : “(Tersenyum lebar). Sabar, itu juga salah satu
kewajiban kita kan? Jangan
nyerah buat selalu mengingatkan kebaikan
kepada sesama. Btw, sampahnya
kamu buang gak jadinya? Jangan-jangan
dibiarin juga lagi..”
Wardah : “Aku buang kok, Lak.”
Laila : “Hahaha, alhamdulillah, “
Mereka terus melanjutkan perbincangan sembari
melihat pemandangan kota yang indah.
[epilog : suara latar]
Allah memberikan perintah kepada kita untuk
berlomba-lomba dalam kebaikan, salah satunya terus mengingatkan hal-hal yang
baik kepada sesama manusia. Mengingatkan bahwa sebagai makhluk yang diciptakan
lebih sempurna daripada yang lainnya, seharusnya kita lebih pandai dalam
menjaga alam dan bumi kita. Dengan akal yang kita miliki, kita bisa belajar
bagaimana hidup kita begitu bergantung kepada alam sekitar. Oleh karena itu,
menjaga kelestarian alam menjadi salah satu kewajiban kita semua. Bukankah menjalin
hubungan yang baik antar sesama makhluk merupakan bentuk keimanan kita kepada
Allah SWT ? Menguntai kebaikan kepada sesama akan membawa kebaikan kembali ke
diri kita.
Created By : Eliza Fitri (ujo)
Luar biasa ya karya dari temnku satu itu ..
https://youtu.be/PjwOZJbZoaM
itu link videonya bisa di lihat juga ...